Penyandang disabilitas, dengan segala hambatan dan kebutuhan khususnya, memiliki cara yang berbeda dalam mengakses media. Namun, kebanyakan media yang selama ini beredar masih gagal menjawab tantangan tersebut. Demi memastikan semakin banyak media yang aksesibel bagi penyandang disabilitas, Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA) menerbitkan Panduan Media Aksesibel untuk Penyandang Disabilitas.
Secara umum, panduan ini terbagi menjadi empat bagian. Pada bagian pertama yang berjudul Pengenalan Media Aksesibel, pembaca akan disuguhi konsep-konsep dasar yang diperlukan sebelum memahami media aksesibel lebih jauh. Misalnya, konsep tentang Disabilitas; Media; Informasi; dan Aksesibilitas Media.
Kemudian bagian kedua berjudul Dasar Kebijakan Media Aksesibel berbicara tentang Dasar Kebijakan Media Aksesibel. Bagian ini sekaligus mempertegas bagian pertama, dimana keduanya sama-sama menjawab mengapa media yang aksesibel penting bagi penyandang disabilitas. Jika bagian pertama menggunakan pendekatan konsep, bagian kedua menggunakan kebijakan sebagai dasar-dasarnya.
Selanjutnya bagian ketiga berjudul Design Thinking dalam Produksi Media Aksesibel. Sebagaimana judulnya, bagian ini berbicara tentang design thinking. Panduan ini pun menyarankan konsep design thinking sebagai metode berpikir utama untuk memproduksi media yang aksesibel bagi penyandang disabilitas.
Proses design thinking terdiri dari emphatize, define, ideate, prototype, dan test. Masing-masing dari tahap tersebut dijelaskan oleh panduan ini, beserta contoh penerapannya dalam produksi media aksesibel. Melalui penggunaan konsep design thinking, harapannya produksi media aksesibel berbasis kebutuhan audiens penyandang disabilitas.
Terakhir, bagian keempat berjudul Menjadikan Media Aksesibel. Bagian ini sudah menyentuh petunjuk-petunjuk teknis yang bisa dilakukan untuk membuat media aksesibel. Bagian 4 menjelaskan secara detail tentang bagaimana membuat video aksesibel, infografis aksesibel, poster aksesibel, dan dokumen aksesibel.
Masing-masing dari bentuk media tersebut disesuaikan dengan kebutuhan penyandang disabilitas tuli, penglihatan, dan intelektual. Bagian empat juga membahas bagaimana teknik mendistribusikan media yang ramah bagi penyandang disabilitas, baik melalui media sosial maupun aplikasi perpesanan.
Panduan ini telah menyajikan secara detail tentang langkah-langkah membuat media aksesibel yang disesuaikan dengan setiap bentuk media dan tiga ragam disabilitas yang paling spesifik kebutuhan medianya. Dengan begitu, panduan ini harapannya dapat menjadi referensi yang dapat diandalkan bagi setiap pihak yang memproduksi media aksesibel.
Pembaca dapat mengunduh Panduan Media Aksesibel melalui tautan berikut:
